Select Chapters:

Tuesday, April 19, 2005

Detektif Theo Season 2 File 3

Detektif Theo
Season 2

3.
Ke Disneyland, yuk!

Dan seperti biasanya, kehidupan detektif SMA itu terus berlanjut (masa berenti?). Di mulai di suatu pagi yang cerah…
Ting! Tong!
“Aduuh, suruh ditungguin, kok, lama banget, sih!“ gurem Hiko.
Ting! Tong! Ting! Tong! Ting Tong! Ting Ting! Tong Tong! JDUR!!!
Kresek… Kresek…
“IYAAA!!! Aku tahu! Sekali saja, kenapa?“ teriak orang yang ditunggu-tunggu keluar.
“Yah, makanya, tahu diri juga, dong!“ jawab Hiko santai.
“Iya, deh! Sorry sorry!“ katanya.
“Eh, kamu mau ke Disneyland?“ lanjutnya.
“Hah?“ ulang Hiko.
“Kemarin, ayahku mendapatkan banyak tiket gratis ke Disneyland! Hehe… Kamu mau?“ jelas Emi.
“Paman? Paman Omusawa ?“ tanya Hiko.
“Yup!“
Ayah Emi, Tudeski Omusawa, Paman Hiko, adalah seorang direktur di sebuah perusahaan yang besar dan terkenal.
“Eh, boleh boleh! Kapan? Kenji dan Kaz juga neh?“
“Sabtu ini! ‘Kan libur! Mereka juga pasti diajak lah! Tiketnya banyak. Ada 12! Ayahku memberiku 7 tiket! Limanya ayahku mao pake katanya!“
“Hooh…“
“Hei, aku mau ajak Shilita, bagaimana?“
“Hah? Kenapa tanya aku? Eh, terserah kamu saja!“
“Oke deh! Sudah kuputuskan! Aku akan mengajaknya. Dan aku mau kau yang mengajaknya!“
“Hah?“
“Hehe… Kalian kan bisa jadi lebih kaya pdkt gt deh! Ya ga? Bagaimana taktik sempurna aku?“
“Eh eh Kazuhiro bagaimana? Diakan sekelas ama kamu? Oi oi! Terus pacarnya gimana?“
“Ah, kamu ini! Jadi gugup gitu amat!“
“Hei,“
“Jadi?“
“Bagaimana, ya…?“
“Nanti keburu Kaz dateng, loh!“
“Ya uda deh!“ kata Hiko.
“Hai!“ panggil Kaz.
“Hai!“ jawab Hiko dan Emi bareng.
“Eh, Sabtu ke Disneyland, ya? Aku ada tiket gratis neh!“ ajak Emi.
“Heh? Bener neh? Oke deh!“ jawabnya langsung.
Istirahatnya…
“Shil, Shilita!“ panggil Hiko.
“Hai! Kenapa?“ tanyanya.
“Kau mau ke Disneyland Sabtu ini?“ jawab Hiko menanyainya.
“Eng…, Disneyland? Oh sebenarnya, aku dan Junji juga akan ke sana Sabtu ini! Memangnya kenapa? Kamu akan ke sana juga neh?“ jawabnya.
“Hah? Tidak juga sih, entahlah, belum pasti juga neh,“
Kemudian…
“Aku engga akan pergi!“ kata Hiko pada Emi.
“Hah? Kenapa?“
“Shilita akan pergi juga sama pacarnya itu!“
“Terus?“
“Yaa, aku tidak mau!“
“Ah, kau jangan begitu, dong!“
“Yaah, kalian pergi saja deh!“
“Ayolah, kalian ini dulunya temen deket banget gitu kan? Sekarang juga kan? Jangan bilang uda engga neh? Aku rasa kamu makin sering ngejauhin dia deh! Apalagi sejak dia udah jadian? Kenapa sih???”
Hiko tidak menjawab.
“Demi aku deh! Please!“
“Yah…“
“Begini saja, bagaimana kalau sebagai gantinya, tiket ini, kau boleh pake untuk ajak May?“
“Hah?“
“Bagaimana? Satu gagal, kan masih ada satu lagi!“
“Yaah, tapi… Enggak, ah, nanti, eh, aduh, nanti dianya pikir yang macem-macem, aduh ga tau deh!“
“Yah, mau bagaimana lagi?“
“Bagaimana kalau ajak Jessica, saja?“
“Sudah kuajak!“
“Hah?“
“Iya, makanya ajak saja si May!“
“Eng… Tidak, ah! Lagi ga mood neh!“
“Ah, kamu! Lagi-lagi pake alesan mood emut kamu itu!“
“Memangnya napa? Ngomong-ngomong, kenapa kamu tidak ajak temen kamu saja?“
“Sudah! Kan ada 7! Aku, kamu, Kaz, Jessica, dan aku ajak si Mel dan Junko! Nah, sisa 1, nih!“
“Loh, Kenji?“
“Oh, ya, si Kenji tidak bisa! Dia, Sabtu ini katanya untuk semua pemain inti ada pertandingan latihan dengan SMA Kuro… apa gitu? Katanya penting banget gitu lah jadi dia ga bisa datang gitu!”
“Oh…“
“Jadi?“
“Yah, aku coba, deh!“
“Nah, gitu, dong! Detektif memang harus begitu! Hehe… Siapa tahu nanti ada kasus dan kau bisa mempertunjukkan kemampuanmu lagi di depan dia! Buat dia terpesona gitu… Dan mungkin aja dia akan… “
“Ya, ya, ya…“
Lalu…
“Hai, May! Er… kamu… Eh, kamu mau ke Disneyland ga, Sabtu ini, er… bisa gak? Nyoh, aku ada tiket gratis, nih!“ ajak Hiko gugup abis.
“Tiket gratis?“ tanyanya tidak yakin. Matanya membentuk kurva penuh tanda tanya.
“Ya… sepupu aku, Emi, ayahnya mendapat tiket gratis nih, er… kebetulan aku boleh ngajak satu orang lagi… dan… kamu mau?“ kata Hiko.
“Mm… Kenapa aku? Bagaimana dengan kedua teman kamu tuh? Kaz gituan?“ tanyanya dengan tatapan nya yang mulai membelo.
“Eng, entahlah, aku hanya pingin kamu ikut denganku saja!“ jawab Hiko dengan cepat.
“Hah? Eng, ini kencan?“ tanyanya agak malu dan dengan nada menggoda.
Aduh, aku uda ga tao lagi neh!!! Uaaa…
“Eng… Kau mau ini menjadi kencan?“ tanya Hiko balik, malu.
“Hah?“ kata dia rada kaget, pipinya mulai merah.
Oh my God…! Manis banget…
“Eh, bukan-bukan! Bukan gitu… Kazuhiro dan yang lainnya juga bakal pergi ke sana, kok!“ kata Hiko sebelum pipinya juga mulai menjadi merah.
“Er…”
Ayo, donk, please…!!!
“Oke deh!“ jawabnya kemudian sambil tersenyum.
Hah?
“Benarkah?“ tanya Hiko tidak yakin.
“Yup! Thanks yah!“ katanya agak malu.
Yes! Yes! Yes! Uuuiii…!!! Yay!!! Oi! Ole ole ole ole ole ole…!!!
“Ah, tidak apa-apa, kok!” jawab Hiko. Nadanya sudah santai dan mukanya penuh dengan senyuman yang lebar abis… Dia kayanya mau mulai salah tingkah lagi neh…
“Sabtu ini, aku jemput jam 8 pagi, bagaimana?“ sambung Hiko masih dengan senyum lebarnya.
“Er…, boleh-boleh aja. Er… Kamu tahu di mana rumahku ga?“ tanyanya.
“Hah? Nyoh, tidak!“ jawab Hiko jadi rada malu tapi masih aja tersenyum.
“Hehe… Sudah kuduga!” Dia kemudian mengeluarkan secarik kertas nota pink dari kantong roknya dan menuliskan alamatnya, “Nih, alamatku!“
“Oke, deh! Kalau begitu, Sabtu nanti, ya! Eng… Yo de yah… Yooo…“
“Yooo…“
Yes!!! Wuuuu!!! Dapet! Dapet!!! Hehe… Yes! Yes! Yes!
Malamnya…
“Bagaimana, sudah kau aja dia?“ tanya Emi di beranda rumahnya.
“Yup!“ jawab Hiko di beranda rumahnya yang berada di samping rumah Emi.
“Lalu, dia mau?“
“Yup!“
“Bagus!“
“Yup! Eh, apanya yang bagus buat kamu?“
“Bukan buat aku, buat kamu bagusnya! Kan sudah kubilang, kalau Shilita gagal, minimal masih ada si May!“
“Hei, tapikan…“
“Iya, iya, aku tahu, cewek yang paling kamu suka itu si Shilita, tapi, kalau sudah begini, kan gak apa-apa! Lagian menurut aku, si May itu jauh lebih manis daripada si Shilita. Dan sikapnya kan juga lebih…“
“Udah, udah, tao ah, gelap!“
“Hoi hoi, jangan marah, dong!“
“Er… ngomong-ngomong, kau sendiri bagaimana?“
“Apanya yang bagaimana?“
“Alah, jangan pura-pura tidak tahu deh kamu sekarang!“
“Heh? Soal cowok?“
“Iya, sudah punya?“
“Belum, sih… Daripada cowok, aku lebih suka jadi asisten kamu saja!“
“Hei, hei,“
“Sudah, deh! Udahan dulu, aku udah ngantuk, nih! ‘Dah malem! Yuk!“
“Yoi deh! Nitez…“
Di ranjang…
“Mm… Sabtu nanti… Shilita, pacarnya, May, dan Kaz akan ada semua di Disneyland. Apa bisa menjadi pekan yang menyenangkan, ya? Hehe… Shilita gagal, ada May… Dasar, Emi, memangnya dia tahu apa… May…Hehe… tadi dia emank manis banget aduh… May!!! Mm… Aku harap semua berjalan lancar saja yah…“ kata Hiko dalam hati sebelum kemudian pikirannya hanyut dalam mimpinya.
Hari-hari seterusnya berjalan seperti biasa. Tanpa disadari waktupun berjalan dengan cepat! Dan tibalah hari Sabtu yang ditunggu-tunggu…

No comments: