Select Chapters:

Friday, April 22, 2005

Detektif Theo Season 2 File 4

4.
Kencan?


Hari Sabtu pagi…
“Uaah!“ nguap Hiko.
“Nyam… Jam enam… Baru jam enam… Janjian ama May jam 8… masih lama… tidur lagi ah,“ katanya setengah sadar… lalu tidur lagi.
“Hiko! Bangun! Cepet! Udah jam 7.45, nih!“ teriak Emi di kamar Hiko.
“Hah? Kenapa? Kamu mao nonton Doraemon?“ kata Hiko belum sadar.
“Hoi, Doraemon kepala kamu! Bangun! Cepat! Kamu ada kencan neh hari ini!“ kata Emi sambil menarik lengan Hiko.
“Hah? Uaah!“ nguap Hiko bangun dan ngucek-ngucek matanya.
“Ayo, cepat, katanya jam 8 kau akan jemput si May tuh?“
“Hah? Eh? Udah jam 7.47!!! Mati aku!“ kata Hiko sambil langsung pergi mandi dengan terburu-buru.
“Sial, padahal tadi aku tuh udah bangun jam 6!“ keselnya dalam hati.
Kemudian…
“Taraa!!! Bagaimana menurutmu?“ tanya Hiko menanyakan Emi pendapatnya mengenai penampilannya setelah berdandan abis. Celana krem panjang, baju kaos nike biru putih, rada longgar, rambut di gel, dan well…
“Lumayan-lumayan, tapi mending kamu cepetan berangkat deh!!! Udah almost jam 8 neh!!!” komentarnya.
“Oke-oke, kalau begitu aku berangkat dulu yah! Kita ketemu jam 9 di depan Disneyland nanti!“ kata Hiko.
“Ya!“ setuju Emi.
Hikopun berjalan dengan cepat keluar, mengambil sepedanya, dan menancap kebut ke rumah May. Sudah jam 8 ketika Hiko berangkat dari rumah. Rumah May tidak begitu jauh meskipun tidak begitu dekat pula. Waktu untuk sampai dan mencari rumah May, kurang lebih 20 menitan. Dan, yah, tentu saja, ketika sampai, Hiko sudah telat.
Ting! Tong! Ting! Tong!
“Oh, nak Hiko, ya? Mari, silahkan masuk! Nak Mayu sudah menunggu dari tadi!“ kata pembantu May ramah.
Hiko berjalan masuk, duduk di ruang tamunya dengan perasaan deg-deg an. Tak lama Maypun datang.
May kali ini tampak jauh berbeda dengan yang di sekolah, setidaknya begitulah yang ada dalam pikiran Hiko. Iapun terperangah melihat May yang berdiri di depannya. Dengan baju lengan buntung yang agak ketat berwarna pink cerah dan menampilkan perutnya, May terlihat lebih seksi dan jauh menarik dari sekedar cewek kurus manis yang biasanya dipikirkan Hiko. Seperti biasa, rambut hitamnya yang panjang, ia kuncir kuda ke belakang. Ia memakai celana jeans putih dan sepatu skets pink muda.
Oh my God! Am I dreaming? Please say not? Oh, shit! I am dreaming, am I? Oh no!!! Okay-okay, I’m not…
Hiko terperangah menatap May. Mukanya yang memerah mematung.
“Hei! Hiko!“ panggil May membuyarkan Hiko.
“Hah?“ kaget Hiko.
“Apanya yang hah? Kau telat 20 menit, tahu!“
“May… kamu… cantik sekali…,“ tanpa disadari, Hiko mengatakannya, iapun langsung gugup.
Did I just say it???
“Hah?“ gumam May, mukanya ikutan merah.
Beberapa saat keduanya terdiam, kemudian…
Okay… this is awkward…
“Eng, kalau begitu, er… ayo, kita berangkat aja deh yah!“ kata Hiko.
“Oke… Eh, bentar, aku ambil jaketku dulu yah,“
May mengambil jaket bulunya yang bewarna putih lembut dari kamarnya. Lalu, mereka pun berangkat. Hiko meninggalkan sepedanya di rumah May. Mereka pergi berjalan kaki ke stasiun kereta yang memakan waktu kurang dari 7 menit.
Disneyland di Jepang berada di Tokyo, namanya Tokyo Disneyland. Dari Shizuoka, tempat tinggal mereka, mereka harus naik kereta 10 – 20 menitan ke Shinjuku. Dari Shinjuku, pindah kereta ke Tokyo. Total perjalanan kurang lebih 30 menitan. Turun dari kereta di Stasiun Tokyo Disneyland, di mana bila kita keluar dari stasiun, di depan kita langsung terlihat sebuah jembatan besar menuju Tokyo Disneyland.
Selama perjalanan, mereka tidak banyak bicara. Selang beberapa menit, Hiko berusaha memecahkan keheningan dengan mengatakan atau menanyakan beberapa hal. Ada yang aneh dan ada juga yang tidak. Anyway, suasananya ga gitu kaku deh.
Pukul 9 kurang sedikit, merekapun sampai.
“Wah! Sudah lama aku tidak pernah ke sini,“ ungkap May.
“Oh, ya? Kapan terakhir kali kau ke sini mank?“ tanya Hiko.
“Waktu aku kecil… Entahlah, aku sudah agak lupa,“ jawabnya.
“Eh, itu yang lain! Ayo!“ kata Hiko melihat Emi berdiri di depan pintu masuk. Ia memakai baju biru muda dan celana panjang putih.
“Waduh, pasangan terakhir kita sudah datang neh! Nih, tiketnya!“ kata Emi sambil memberikan tiketnya pada mereka.
“Ayah dan keempat temannya sudah masuk duluan! Kazuhiro dan Jessica juga udah! Dan, oh, iya, ini Mel dan ini Junko!“ kata Emi memperkenalkan Mel dan Junko, kedua teman akrabnya.
Mel, orangnya juga kecil, sepantaran Emi, ia memakai baju merah dan rok panjang berwarna ungu muda. Junko agak tinggian, ia memakai baju kuning muda dan celana selutut berwarna hijau muda, kombinasi yang cukup unik.
“Hai, Hiko, rasanya kita pernah bertemu deh! Kapan, ya?“ kata Hiko memperkenalkan diri sambil menyalami mereka berdua.
“Hai, aku Mayumi! Senang kenalan!“ kata Mayumi.
“Aku Mel. Ya, waktu MOS, kita sekelompok dalam pemecahan sandi, kau detektif, kan?“ kata Mel.
“Aku Junko! Salam kenal!“
“Er… Kalau begitu, kita bertiga masuk duluan deh ya!“ kata Emi, lalu meninggalkan mereka berdua.
Keduanya diam sesaat, menatap kepergian ketiga orang temannya itu.
Okay… Now what?
“Er… May… Kamu… Kamu mau nganggap ini… er… kencan ga?“ tanya Hiko memecahkan keheningan, malu-malu.
Yup, I said it already… Oh my God! I don’t care no more!!!
“Hah?“ gumam May. Mukanya memerah. Dia menatap Hiko.
“Er… Bagaimana?“ tanya Hiko membisik.
“Er… boleh-boleh saja,“ jawab May malu-malu sambil masih menatap Hiko.
Did she say what I just thought she said???
“A, a, ayo masuk!“ kata Hiko kemudian. Suaranya kembali jadi high pitch lagi… Dan mukanya kembali diriasi senyumnya yang lebar.
Mereka pun berjalan masuk. Dengan gugup dan pelan, Hiko meraih tangan May dan dengan sedikit kaku awalnya, mereka berjalan sambil bergandengan tangan…
I am holding her hand… Her hand!!! Oh my God!!! It’s so soft…
Disneyland memang merupakan tempat hiburan nomor 1 di Jepang. Berbagai atraksi dan permainan-permainan menarik disajikan di sana. Tokyo Disneyland dibagi menjadi 5 bagian utama yang besar.
“Ayo, kita mulai dari yang ini, er… Space Mountain!“ kata Hiko.
“Ayo,“
Sementara itu di tempat dan waktu yang sama…
“Bagaimana, kita mau main yang mana sekarang?“ tanya Yuri pada pacarnya, Goo.
“Bagaimana, kalau Space Mountain itu?“ jawab Goo.
“Baiklah! Yo!“
“Eh, sebelumnya, aku mao beli minuman sebentar yah!“
“Oke deh! Aku tunggu kamu di sana yah,“
“Yoi!“ kata Goo.
Kemudian…
“Nih!” kata Goo balik lalu menyodorkan pacarnya segelas coca-cola.
Merekapun masuk ke dalam antriannya.
Di depan mereka, Hiko dan May sedang berbaris mengantri.
“Er… Yuri…“ panggil Goo.
“Kenapa?“ jawab Yuri.
“Ga papa kok, cuman…”
Tanpa menunggu apa-apa, sesaat, Goo langsung maju mencium Yuri. Ciumannya dibales Yuri. Mereka berduapun berciuman dengan mesra di antrian itu...
Hiko dan May yang berdiri di depan mereka terperangah melihat adegan itu. Tanpa disadari, Hikopun menghayal…

“May!“
“Iya?“
“Ga papa kok, cuman…“
Lalu, Hiko langsung maju mencium May…
“Hah?”
“Aku sebenarnya sudah lama suka banget ama kamu May…”
“Aku juga!“
“Benarkah?“
“Ya,“
Lalu, mereka berdua saling berciuman kembali…

“Hoi! Hiko!“ panggil May. “Ayo maju! Ngapain kamu liatin orang ciuman terus?“
“Ah, enggak,“ kata Hiko rada malu. Ia pun berjalan maju .
“Wah, Yuri, Goo, mesra sekali kalian berdua!“ terdengar suara dari belakang mereka.
“Ah, hai, Ken, kau sendiri datang dengan Hisa!“ kata Goo.
“Temannya?“ tanya Hiko dalam hati.
“Hiko, giliran kita! Wah, kita duduk paling depan neh!” kata May.
“Hehe… Yo!“
Di belakang mereka, duduk dua pasangan tadi, Yuri dan Goo, di belakangnya lagi duduklah kedua teman mereka tadi, Ken, dan seorang perempuan bernama Hisa.
Kereta jet coaster perlahan-lahan bergerak masuk ke dalam suatu kegelapan. Di sekeliling mereka tampak angkasa luar dengan bintang-bintang dan planet-planetnya.
Dalam kegelapan, dengan pelan, Hiko berusaha mencari tangan May… Ia pingin memegang tangannya gitu deh… Tapi, May telah menemukan tangannya duluan. Ia meletakkan tangannya di atas tangan Hiko, sedikit memeras ketika kereta bergerak menaik.
“Hi, Hiko…“ katanya dalam kegelapan.
“Ya?“
Kereta mulai cepat dan…
“KYAAAAAaaaa…!“ teriak May kencang.
“Uuuooooooooooo…!!!“ teriak Hiko tidak kalah kencang.
“KYAAAAAAAAAAAAAAAAaaaaaaaooooooooo…!!!!!“ teriak orang-orang di belakang mereka lebih kencang lagi.
Kereta bergerak cepat dan cepat, naik, turun, memutar, jungkir balik, dan macam-macam dengan suanguat cueapeat buanget!!!
Setelah beberapa menit berputar di ruangan gelap berlatar belakang angkasa itu, keretapun mulai melambat, cahaya mulai terlihat di depan mereka. Keretapun keluar dari ruangan yang gelap dan…
“Yu, YURIIIiiii…!!!“ teriak Goo.
Kereta berhenti. Penumpang turun. Beberapa berhenti mau melihat apa yang terjadi. Penjaga jet coaster datang melihat dan…
“KYAAAAaaa…!!!“ teriak beberapa pengunjung.
“Ada apa?“ tanya Hiko dalam hati, sambil langsung turun dan melihat ke belakang…
Di samping Goo yang menjerit dan menangis gila, Yuri yang baru saja terlihat mendapat sebuah ciuman tulus dari pacarnya beberapa menit sebelum kereta memasuki kegelapan yang seakan-akan menandakan akhir daripada hidupnya, duduk lemas dengan kepalanya terlunglai tak berdaya ke bawah. Bajunya kotor bercipratan darah berwarna merah tua yang bercampuran muntahannya. Ia sudah meninggal.
May tidak sanggup berkata apa-apa melihat pemandangan itu. Mukanya pucat. Ia hanya berdiri di samping Hiko, menundukkan kepalanya ke bahu Hiko, dan meremas lengan baju Hiko…

No comments: